NAMA: MUHYI ABDURROHIM
NIM : 082092011
TUGAS: UTS. Metodologi Penelitian
Judul:
Kajian Kritis Pemikiran Ibn Taimiyyah
Tentang Takwil Ayat-Ayat Mutasyâbihât
Pengarang:
Abdulloh Dardum
Tahun:2010
Tempat
:
STAIN JEMBER
Ringkasan
Rumusan Masalah:
1. Bagaimana pemikiran Ibnu Taimiyyah tentang
takwil ayat-ayat mutasyâbihât?
2. Bagaimana takwil ulama salaf dan khalaf atas
ayat-ayat mutasyâbihât?
3. Bagaimana dampak dari
penolakan Ibn Taimiyyah atas takwil ayat-ayat mutasyâbihât? mutasyâbihât?
Ringkasan
Hepotesis:
Ibn Taimiyyah
termasuk salah seorang tokoh yang ajaran-ajarannya banyak diikuti dan
dikembangkan oleh sekte Wahâbi.
Pemahaman yang keliru
atas ayat-ayat mutasyâbihât terutama yang berkaitan dengan sifat-sifat
Tuhan akan mengantarkan kepada paham tasybîh (menyerupakan Allah dengan
makhluk-Nya) dan tajsîm
Ringkasan teori-teori Utama:
secara
operasional penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research),
yaitu suatu cara pengumpulan data mengenai suatu masalah melalui pengkajian
literatur yang berhubungan dengan pembahasan. Di samping itu, penelitian ini
adalah masuk ke dalam jenis penelitian verifikatif (بحث تصحيحي) yang digunakan untuk menguji suatu teori atau pendapat yang
sudah ada. Dengan demikian dalam
penelitian ini, peneliti akan menguji, serta menganalisa pemikiran Ibn
Taimiyyah tentang takwil ayat-ayat mutasyâbihât. Adapun pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif.
Ringkasan Vareabel penelitian:
Bagi pihak terkait terutama para
pembaca diharapkan dapat memperluas akses pengetahuan tentang pemikiran Ibn
Taimiyyah tentang takwil ayat-ayat mutasyâbihât.Bagi lembaga STAIN Jember, Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai upaya inovasi ilmiah, sekaligus memperkaya khazanah keilmuan
yang cukup aktual, strategis dan marketable serta dapat dijadikan pertimbangan
bagi kajian lebih lanjut.
Metode
Pengumpulan Data:
Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Dengan metode ini peneliti
akan berusaha untuk mencari data-data yang memiliki relevansi dengan penelitian
ini, baik dari data primer maupun sekunder sebagaimana disebutkan di atas.
Adapun alasan yang membuat peneliti memilih metode ini adalah karena
dibandingkan dengan metode lain, metode ini tidak begitu sulit, dalam arti
apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.
Metode
Analisa Data:
Untuk menganalisa
data-data yang telah berkumpul, baik dari sumber data primer maupun sumber data
sekunder, akan dianalisis dengan menggunakan metode muqâran, pertama-tama
peneliti akan memusatkan perhatian pada berbagai ayat mutasyâbihât, lalu melacak
pendapat Ibn Taimiyyah dan pendapat para ulama baik salaf maupun khalaf, serta
membandingkan pendapat-pendapat yang mereka kemukakan. Dengan demikian, pada akhirnya dapat
diketahui bagaimana tingkat akurasi kebenaran pendapat Ibn Taimiyyah tentang
takwil ayat-ayat mutasyâbihât.
Kesimpulan
Hasil Penelitian:
Ibn Taimiyyah termasuk salah satu tokoh yang menolak atas
takwil ayat-ayat mutasyâbihât. Adapun penolakan Ibn Taimiyyah atas
takwil ditegaskannya dalam kitabnya Majmû al-Fatâwâ sebagaimana
dijelaskan di muka. Dalam kitabnya tersebut dia mengemukakan bahwa takwil atas
ayat-ayat mutasyâbihât tidak pernah dilakukan oleh ulama salaf.
Dari data-data yang telah
peneliti temukan, ternyata tradisi takwil sudah biasa dilakukan oleh para ulama
salaf. Hal ini terbukti dari ditemukannya beberapa penakwilan yang telah
dilakukan oleh para ulama salaf, seperti Ibn Abbâs, Mujâhid, at-Tabari,
al-Bukhâri dan sebagainya. Mereka semua tidak memperlakukan ayat-ayat mutasyâbihât
tersebut atas makna zahirnya, melainkan mereka mentakwilnya dengan
makna-makna yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran Allah. Oleh karena itu,
mereka menafsirkan istiwâ’ dengan kekuasaan Allah, menafsirkan “tangan”
dalam ayat yang lain dengan kekuatan dan kedermawanan, menafsirkan ‘ain
(mata) dengan perolongan (inâyah) dan pemeliharaan (ri’âyah),
menafsirkan “dua jari-jari” dalam hadits “Hati seorang mukmin berada diantara
dua jari-jari Tuhan” dengan kehendak (irâdah) dan kekuasaan (qudrah) Allah dan
lain sebagainya.
Penolakan atas takwil akan
membawa kepada paham tasybîh (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya) dan tajsîm
(menganggap Allah sebagai benda). Oleh karena itu, disebabkan penolakannya atas
takwil ayat-ayat mutasyâbihât, Ibn Taimiyyah memiliki pemikiran-pemikiran
kontroversial yang berbeda dengan keyakinan mayoritas umat Islam. Di antara
dampak dari penolakannya atas ayat-ayat mutasyâbihât adalah keyakinannya yang
menganggap bahwa Allah adalah jism (benda), Allah berada di suatu tempat, Allah
bergerak, turun dan lain sebagainya.
Kelemahan
Penelitian:
1. Penulis belum Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji.
2. Kurang Obyektif, kesimpulan belum berdasarkan
fakta.
3. Tidak ada Inovasi (tidak menemukansesuatu yang baru)
Komentar:
Penulis kelihatan sekali terpengaruh oleh manhaj sendiri
yaitu pengikut Madzhab Asy’ari (NU) dan kurang menampilkan
pendapat-pendapat Ulamayang mendukung faham ibnu Taimiyah dalam hal menolaktakwil
seperti imam Malik bin Anas pelopor Madzhab Malikiyah, imam Ahmad bin Hanbal pelopor Madzhab Hanbaliy dll.
Tujuan dari penelitian deskriptif yang dipakai oleh
peneliti diatas adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran
lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar
akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan
subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk
menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian, sementara
dalam penelitian diatas tidak kami temukan kategori-kategori diatas secara
lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar