Senin, 09 Juli 2012

Satu Usaha di Alam Perubahan

MENGUPAYAKAN SUATU PERUBAHAN

Allah SWT tak akan merubah suatu apapun jika manusia tidak mengupayakan perubahan itu.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ 
 
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.[767]  bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.[768].  Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.[QS (13:11)]

Yang ini sangatlah dimengerti dengan bukti – bukti yang nyata serta masuk akal, maka penting bagi kita untuk mengusahakan suatu perubahan atau merubah keadaan (nasib/peruntungan), tentunya di dalam kesadaran penuh.

Pertanyaannya; atas dasar apakah Allah tidak merubah pada seluruh manusia?. Dasarnya adalah sebelum Allah SWT menciptakan manusia terlebih dahulu Allah telah menciptakan Langit dan Bumi berikut isinya. Sangatlah sempurna ciptaan Allah, semua telah tersedia tanpa kekurangan, misal menciptakan ‘Langit’ beserta perhiasannya ; Matahari, Bulan, Gugusan Bintang atau planet, dst. Kemudian jika metafakuri seisi Bumi beserta rupa – rupa hal (mahluk) yang tumbuh dan hidup di darat, di laut, bahkan banyak lagi yang belum tereksplorasi / tergali kemanfaatannya oleh dan untuk manusia.

Itulah sebabnya Allah SWT tak akan merubah keadaan. Allah Yang Maha Rakhman dan Maha Rakhim telah menghamparkan karunia rezeki guna memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik sandang, pangan, papan dll. Dengan demikian kita perlu merubah atau wajib mengupayakan perubahan itu, yang menjadi perkara kita sebagai manusia.

Oleh karena itu, saatnya kita bertanya pada diri sendiri tentang pilihan tekad atau cita-cita, apakah punya keinginan menjadi manusia yang lebih baik (baik & benar) atau sebaliknya?. Seandainya saja punya cita-cita atau tekad menjadi manusia “lebih baik dan benar “ yang memiliki jiwa kemanusiaan (ikhsan), maka hendaklah kita mengupayakannya. Usahakan dan Pegang teguh tekad itu sesuai ajaran, tuntunan, harapan Agama (bagaimana baik dan benar itu menurut agama) sampai terwujud (sing menjelma) serta terasa oleh diri dan terasa oleh orang lain dengan landasan beribadah.

Sanksi atau Imbalan dari mengerjakan amal baik dan benar itu, bahkan tak ada keraguan dalam hidup ini selamanya, akan ada dalam keridhoan Allah SWT. Yakin dalam segala perkara / urusan bakal panen keuntungan yang sangat besar nilainya, akan menemukan berkah manfaat dunia akhirat, meskipun dalam pelaksanaannya sangatlah berat tantangannya, namun macam rupa rentetan ‘godaan’ dan ‘ujian’ akanada dalam pertolongan Allah SWT. Apalagi jika kita telah ‘mantap’ memegang ‘teguh’ kebenaran dan melaksanakan kebenaran itu, yakin di dunia ini akan menjadi manusia terhormat, begitu pula di akhirat nanti.

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ ۝ فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ ۝ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا ۝ وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا 

Artinya : 6. Hai manusia, Sesungguhnya kamu Telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.[1565] 7.  Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, 8.  Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, 9.  Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. [QS (84 : 6 - 9)]

Sebaliknya jika manusia itu tidak memiliki tekad untuk berubah, selamanya terpuruk dalam keadaannya, inipun ada sanksinya, yaitu pasti mendapat kerugian, celaka dunia akhirat. Bakal sempit hidupnya, tak akan bertemu dengan kebahagiaan apalagi kenikmatan, jauh dari ridho Allah bahkan tak menjamin kebenarannya (kebenaran menurutnya). Hanya syaitan yang menjamin kesalahannya.

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 

Artinya : 53.  (siksaan) yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang Telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui [621]. Allah tidak mencabut nikmat yang Telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah. [QS (8:53)]

Demikian yang harus kita perhatikan, mulai saat ini harus rajin, apik dan teliti, untuk masa depan selanjutnya. Selagi ada kesempatan hidup untuk melaksanakan ibadah perintah Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar