TELEPON GENGGAM MEMBANTU ATAU
MENGGANGGU SISWA?
” Hari gini gak punya HP? Aduh
kasihan deh, lu.” Itu ungkapan yang sangat populer di kalangan remaja, terutama
pelajar. Salah satu assesori yang paling penting bagi mereka agar digolongkan
kelompok yang gaul. Namun, sayang sampai sejauh ini penulis belum menemukan
penelitian tentang efektifitas telepon genggam bagi siswa.
Tidak bisa disangkal dengan
penemuan teknologi canggih itu orang menjadi semakin leluasa berkomunikasi. Tak
terkecuali para siswa di sekolah, terutama SMA dipastikan telah sangat akrab
dengannya. Para guru sudah mafhum bahwa benda itu kini bukan lagi barang mewah
seperti saat pertama kali muncul. Bahkan sering dijumpai siswa dengan latar
belakang ekonomi yang pas-pasan pun memiliki barang itu. Meski tentu untuk
mendapatkannya mereka memaksa orang tua dengan berbagai dalih.
Alasan Memiliki HP
Ada berbagai alasan siswa membawa
telepon genggam (HP) ke sekolah, antara lain adalah untuk :
1. Melakukan komunikasi dengan orang tua.
Peran ini memang vital terutama bagi siswa
yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada kendala transportasi. Untuk itu
peranan HP sangat penting sekali untuk memastikan kapan dan kapan jemputan
diperlukan.
2. Mengikuti trend dan bahasa gaul.
Kebutuhan komunikasi tidak terlalu penting
sebenarnya. Justru mereka tidak tahu untuk apa HP kecuali untuk mengekor
teman-temannya. Penganut madzhab ini biasanya menggunakan HP untuk ber-sms-ria
sesama kawannya. Dan dengan memiliki piranti ini mereka merasa derajatnya naik.
Jadi ada bahasa simbol bagi kelompok ini. HP menjadi simbol pergaulan siswa.
3. Mencari informasi iptek lewat internet
Hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri
HP canggih generasi 3G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing
internet lewat HP. Namun alasan ke tiga ini sangat sedikit yang mengikuti
karena selain membutuhkan piranti yang harganya mahal, biaya pemakaiannya pun
tidak murah.
Dari pengamatan penulis sebagai
guru, ternyata alasan kedua yang paling banyak pengikutnya. Mereka memiki HP
tidak dengan tujuan yang jelas kecuali untuk iseng dan mengejar gengsi. Tidak
peduli dengan kondisi orang tua, mereka merasa belum afdhol kalau belum
memiliki HP. Karena tujuannya kurang jelas dengan penggunaan alat itu maka
dapat ditebak apa yang akan terjadi dengan pola komunikasinya. Mereka lebih
banyak menghabiskan pulsa untuk hal yang tidak jelas pula, entah hanya sekedar
ber-sms atau bertukar lagu dan atau gambar.
Dampak Bagi Siswa
Dampak dari pemakaian HP dengan
maksud tak jelas itu sangat merugikan bagi siswa maupun orang tuanya, juga bagi
guru sangat merugikan dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun penulis tidak
menafikan dengan banyaknya manfaat yang bisa diperoleh oleh siswa dengan adanya
HP seperti sudah dibahas di atas. Namun nampaknya keuntungan itu tidak sepadan dengan
kerugian bagi pengguna dengan alasan-alasan tersebut. Paling tidak ada beberapa
kerugian yang didapat :
1. Menurunnya konsentrasi belajar.
Perhatikan saja siswa yang banyak
menggunakan HP dengan tujuan yang tidak jelas. Mereka akan lebih suka
membicarakan isi SMS atau tipe HP yang tengah ngetrend daripada
memperbincangkan pelajaran. Lebih parah lagi bagi sekolah yang kurang ketat
dalam pengawasan penggunaan HP pada siswanya. Bisa-bisa saat pelajaran
berlangsung para siswanya akan mencuri-curi waktu untuk melakukan SMS dengan
temannya.
2. Menambah pengeluaran ekstra alias boros
Dengan kondisi perekonomian orang tua yang
serba minim, namun karena anaknya memaksa untuk bisa memiliki HP maka mereka
harus mengeluarkan anggaran ekstra. Bila sebelumnya orang tua cukup memberi
uang jajan dan transport setelah memiliki HP harus menambah uang beli pulsa.
Dan karena sebagian besar siswa belum memiliki skala prioritas dalam
pembelajaran, maka sebagaian siswa menghabiskan uang mereka untuk membeli
pulsa. Mereka rela tidak jajan asal bisa ber-sms-ria dengan temannya. Bahkan
kebutuhan untuk membeli buku atau keperluan belajar lainnya bisa kalah dengan
kebutuhan membeli pulsa. Para guru di daerah pinggiran utamanya akan sangat
faham dengan perilaku siswa semacam ini.
3. Meningkatnya gambar porno dan kata-kata
jorok lewat HP
Ini adalah akibat yang paling serius dari
pemilikan HP yang tak memiliki tujuan yang jelas. Dengan keisengan khasnya,
mereka menggunakan HP untuk saling bertukar gambar porno dan bercanda lewat sms
dengan kata-kata yang menjurus porno pula. Bahkan yang paling mengerikan,
mereka membuat gambar porno dengan model atau pemeran mereka sendiri seperti
telah terjadi beberapa waktu lalu di salah satu SMA di Madiun, Jawa Timur.
Dan yang memprihatinkan biasanya
orang tua tidak tahu aktifitas yang dilakukan anaknya lewat HP-nya. Karena
banyak orang tua yang gaptek atau gagap teknologi, maka dengan gampangnya
mereka dikelabuhi anaknya. Dengan berpura-pura menjadi anak yang manis di rumah
dan berada di kamar dengan buku digelar di meja belajar. Namun sesungguhnya ia
mengembara di dunianya yang lain nan jauh. Maka disinilah peran sekolah untuk
selalu mengawasi penggunaan HP bagi siswa di sekolah sangat diperlukan.
Larangan Membawa HP di Sekolah
Berangkat dari hal tersebut
penulis memberikan kesimpulan bahwa pemakaian HP bagi siswa di sekolah pada
umumnya lebih banyak mudlorot ( keburukan ) dari pada manfaatnya. Maka akan
sangat tepat apabila sekolah mempertimbangkan untuk melarang membawa HP ke
sekolah bagi siswanya. Atau paling tidak memperbolehkan mengaktifkan HP di
sekolah. Penulis yakin akan muncul keraguan dari sekolah atas keputusan yang
tidak populer itu, namun dengan pertimbangan seberapa manfaat yang didapat dan
keburukan yang akan diderita tentu pihak sekolah akan setuju dengan pendapat
penulis. HP hanya boleh dibawa dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat
insidental, semisal : kemah, darmawisata, studi lapangan dll.
Tentunya akan muncul pertanyaan,
apakah dengan pelarangan itu akan mampu mencegah penyalah-gunaan HP ? Toh
mereka bisa melakukannya di luar jam sekolah ? Jawabnya memang ya. Tapi kita
telah berusaha untuk mengurangi dampaknya. Dan ada hal yang sangat penting
menurut penulis terkait dengan pemakaian HP bagi siswa, yakni :
1. Memberikan penjelasan secara komunikatif
dan persuasif tentang manfaat dan kerugian HP bagi siswa. Tentu saja penjelasan
itu diberikan sejujur dan sejelas mungkin, sehingga siswa memiliki pemahaman
dan kesadaran diri yang cukup untuk menggunakan piranti tersebut secara
bertanggung jawab.
2. Pada setiap pertemuan dengan orang tua ,
terutama pada awal tahun pelajaran sekolah agar memberikan penerangan pada
orang tua sejelas dan sejujur mungkin tentang manfaat dan kerugian HP bagi
siswa di sekolah. Dan bagi sekolah yang melarang siswanya membawa HP agar
sedini mungkin memberikan tata tertib ini pada siswa dan orang tua agar
mengetahuinya.
3. Secara berkala sekolah melakukan operasi
terhadap benda-benda terlarang yang mungkin dibawa siswanya termasuk :
obat-obatan terlarang, cerita dan gambar porno, senjata tajam, dll. Dan apabila
dalam operasi itu didapatkan hal-hal yang melanggar tata tertib, maka pihak
orang tua harus diberi tahu, sehingga pendidikan tetap berjalan dalam koridor
tanggung jawab bersama.
Semoga generasi muda kita menjadi
generasi yang cerdas dan mampu menggunakan kecanggihan teknologi secara arif.
Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar