KOMPAS.com - Banyak yang
berpendapat, jika sebuah klub ingin merajai liga domestik, maka datangkanlah
seorang Zlatan Ibrahimovic. Ya memang hal itu terbukti. Klub-klub seperti Ajax
Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona dan yang terakhir AC Milan sudah
membuktikan manisnya mitos tersebut. Namun ternyata, mitos itu tak berlaku di Liga
Champions.
Datang dari Malmo FF, Ibra sukses
mengorbitkan namanya di Ajax Amsterdam. Bersama tim ibukota Belanda tersebut,
penyerang jangkung ini berhasil meraih titel Liga Eredivisi pada musim 2001-02
dan 2003-04.
Di Liga Champions sendiri, Ibra
gagal mengangkat Ajax untuk berprestasi. Di musim 2002-03, Ajax harus terhenti
di tangan Milan di babak 16 besar, sedangkan di musim berikutnya, Ajax gagal
melangkahi babak fase grup setelah terdampar di dasar klasemen.
Setelah itu, Ibra pun memutuskan
pindah ke ranah Italia untuk memperkuat Juventus. Di musim pertamanya, dirinya
membawa "Si Nyonya Tua" menguasai Italia setelah merengkuh gelar
Scudetto. Tetapi lagi-lagi saat menyangkut urusan Liga Champions, Ibra gagal meloloskan
Juve ke semifinal setelah disingkirkan oleh Liverpool.
Musim berikutnya, dominasi Juve
di Serie A terus berlanjut. Scudetto kembali berhasil dibawa pulang oleh Ibra
dan kawan-kawan ke Turin, tetapi lagi-lagi langkah Juve terhenti di babak
delapan besar Liga Champions setelah dihajar Arsenal.
Ibra pun lalu membawa
ketidakberuntungan itu saat memutuskan pindah ke Inter Milan karena Juve
terdegradasi akibat tersangkut kasus Calciopoli. Gelar Scudetto yang diraih
pria pemegang sabuk hitam taekwondo itu bersama Juve dalam dua musim terakhir
akhirnya dicabut.
Bersama tim berjuluk
"Nerrazuri", suami model Helena Seger ini terus menunjukkan tajinya
sebagai penguasa liga lokal dengan menggondol gelar Serie A sejak musim 2006-07
hingga 2008-09. Tetapi lagi-lagi, perjalanan Ibra di Liga Champions bersama
Inter tak kunjung membaik. Dalam kurun waktu tiga musim, perjalanan Ibra
bersama tim Massimo Moratti tersebut hanya mentok di babak 16 besar Liga
Champions.
Sambil mengindamkan gelar Liga
Champions, pada musim 2009-10, Ibra akhirnya memutuskan hengkang ke Barcelona.
Tetapi ternyata kesialan menimpa klub yang ditujunya. Ibra gagal membawa Barca
mempertahankan gelar Liga Champions karena disingkirkan oleh Inter di
semifinal.
Ketika itu Inter yang dinakhodai oleh
Jose Mourinho berhasil meraih gelar Liga Champions sekaligus menyakitkan hati
Ibra yang berambisius meraih gelar pertamanya di kompetisi tertinggi antar klub
benua Eropa tersebut. Tetapi taji Ibra di liga domestik tak kunjung luntur
lantaran di musim tersebut, Ibra berhasil mempersembahkan gelar La Liga bagi
tim berjuluk "Blaugrana".
Gagal bersama Milan
Setelah dikabarkan bersitegang
dengan Pep, Ibra memutuskan kembali ke Italia untuk memperkuat Milan. Milan
yang dikenal mempunyai tradisi kuat dalam gelaran Liga Champions ternyata tak
banyak membantu Ibra dalam merengkuh mimpinya tersebut. Walau pada musim
2010-11 sukses mengakhiri dahaga Milan dalam menjuarai Serie A selama tujuh
tahun terakhir, Ibra gagal membawa Milan melangkahi Tottenham Hotspurs di babak
16 besar.
Dan pastinya yang masih segar
dalam ingatan kita, Ibra kembali gagal memenuhi ambisinya yang telah lama
terpendam setelah Selasa atau Rabu (4/4/2012) dini hari WIB, Milan disingkirkan
Barcelona dengan agregat 1-3 pada babak delapan besar Liga Champions di Camp
Nou. Jelas hasil tersebut makin menggambarkan kesialan seorang Zlatan
Ibrahimovic di Liga Champions walau catatan suksesnya di perebutan gelar liga
domestik untuk klub yang diperkuatnya tak perlu diragukan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar