PEMROGRAMAN BAHASA OTAK
By Wong Alus
Alam semesta (makrokosmos) memang sangat-sangat luar
biasa. Dia hidup, memiliki prinsip dan kinerja yang maha ikhlas sehingga selalu
bersih dan bebas dari residu.
Manusia adalah mikrokosmos, replika alam semesta yang
juga memiliki gambaran kesempurnaan yang sama. Kajilah bermilyar-milyar sel-sel
syaraf yang ada di otak yang sama jumlahnya dengan bintang-bintang di langit,
maka Anda memiliki pengelihatan tentang alam semesta secara utuh.
Sebagai susunan syaraf pusat, otak adalah pengendali
seluruh sistem kinerja tubuh. Di otak pula, semua elemen pengetahuan yang dalam
ranah psikologi biasa disebut kognitif afektif konatif manusia itu ada. Ketika
orang merasa sedih, bahagia, khusyuk, maka di bagian-bagian tertentu di otaklah
yang sebenarnya bekerja. Rasa sakit di tubuh sumbernya di otak pula.
Sebaliknya, sukses, sehat, bahagia, sejahtera dan kaya sumbernya juga dari
otak.
Artikel ini berupaya untuk memberikan petunjuk sederhana
tentang bagaimana cara menstimulasi otak dengan sebuah teknik canggih yang
dikenal di dunia neuroscience sebagai Neuro-linguistic Programming. Meski
sederhana, semoga kehadirannya memberi arti dan manfaat yang nyata bagi Pembaca
Blog yang Budiman.
1. PROLOG
“Bila Anda mengubah
keyakinan Anda,
Anda mengubah harapan
Anda,
Bila Anda mengubah
harapan Anda,
Anda mengubah sikap
Anda,
Kalau Anda mengubah
sikap Anda,
Anda mengubah tingkah
laku Anda,
Bila Anda mengubah
tingkah laku Anda,
Anda mengubah kerja
Anda,
Bila Anda mengubah
kerja Anda,
Anda mengubah hidup
Anda”
Neuro-linguistic Programming disingkat NLP adalah satu
metode pengembangan pribadi menuju sukses. NLP juga kerap disebut sebagai
perangkat lunak atau “software” dari otak yang mengijinkan apapun pengalaman
yang ingin dilakukan seseorang. NLP bermanfaat bagi setiap pribadi yang ingin
sukses di berbagai bidang yaitu akan mempertajam kemampuan berkomunikasi
sehingga bermanfaat bagi mereka yang berkecimpung di bidang pendidikan,
kedokteran, konseling, motivator, konsultan, jajaran manajemen, negosiator,
juga amat bermanfaat bagi orang tua, pembicara publik, olahragawan dan banyak
bidang lainnya.
Seseorang yang telah memperoleh pelatihan NLP memiliki
kemampuan untuk mengubah masa lalunya, menjadi pribadi yang optimis dan
bersemangat mencapai tujuan yang ingin diraih. Metode pengajaran NLP secara
mendasar adalah metode terapi dengan penerapannya yang luas. Yaitu memberikan
pengajaran bagaimana orang menggunakan otaknya. Dipelajari proses otak bekerja
sehingga ketika seseorang mengetahui apa yang bisa dilakukannya, maka sangat
dimungkinkan untuk menggunakannya secara optimal untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih luas.
Berbeda dengan pelatihan yang lain, pelatihan NLP
melibatkan perasaan, feeling dan emosi. NLP membantu untuk mentransformasikan
perasaan-perasaan lemah menjadi perasaan yang penuh kekuatan. Membantu mengubah
ingatan usang tentang citra diri yang gagal menjadi citra baru yang positif.
Ada beberapa pola pelatihan NLP yang bisa dirasakan
manfaatnya secara langsung. Yaitu mengubah perasaan, belajar berpikir dengan
strategi dan pendekatan yang baru, mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk dan
memotivasi diri untuk maju. Pola pelatihan lainnya bermanfaat untuk bidang
lainnya.
Neuro Linguistic Programming (NLP), bisa dikatakan
seperangkat teknik-teknik canggih untuk menggunakan pikiran, mental, dan fisik
yang memberikan kemampuan Anda untuk mengubah, mengadopsi, atau menghapuskan
perilaku-perilaku sesuai keinginan Anda, dan memberikan kemampuan untuk memilih
sendiri kondisi mental, emosional, dan kondisi fisik.
Teknik-teknik ini telah terbukti memberikan hasil,
aplikasinya hampir tidak terbatas. Saat ini bahkan sudah diterapkan di berbagai
perusahaan kelas dunia (Fortune 500), dunia pemasaran, manajemen, komunikasi,
pelatihan, pendidikan, olahraga, ilmu pengobatan, dan pengembangan pribadi.
Berbagai sistem lain diluar NLP juga sangat baik dalam
menemukan permasalahan tapi tidak memberikan tools yang dapat digunakan secara
pribadi, tanpa rasa sakit, dan menjanjikan perubahan yang lebih cepat yang
tersedia bagi anda untuk meningkatkan hidup, kesehatan, hubungan, karier dan
keuangan. Penelitian membuktikan bahwa teknik-teknik NLP ini adalah lebih baik
dalam menciptakan perubahan yang lebih cepat dalam kehidupan, dengan cara yang
menyenangkan. ***
II. DETAIL NLP
Amerika Serikat awal tahun 1970, tepatnya di University
of California. Berkumpullah satu tim untuk bekerjasama dalam usaha menjelaskan
proses berpikir, pola-pola bahasa dan pengaruhnya pada pola-pola kebiasaan
manusia. Tim terdiri dari John Grinder (profesor linguistik di University of
California di Santa Cruz), Richard Bandler (peneliti psikologi dan matematika
di Santa Cruz), Fritz Perls (pendiri terapi Gestalt), Virginia Satir
(psychotherapis), Milton Erickson MD (hypnotherapis yang inovatif) serta
Gregory Bateson (antropolog dan penemu teori komunikasi). Tim ini akhirnya
menemukan beragam kebiasaan dan elemen psikologi yang dialami individu yang
tidak disadari dan tidak mampu dijelaskan sebelumnya.
NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga
meluas di USA dan seluruh dunia, belakangan Anthony Robbins membuat merek
sendiri, yakni NAC (Neuro Associations Conditioning). Barisan pelopor NLP
lantas mulai mengibarkan sayapnya merambah dataran aplikasi di luar terapi.
Ilmu ini dikembangluaskan untuk mencapai berbagai keunggulan manusia; antara
lain untuk meraih keunggulan di bidang komunikator, olahraga, leadership,
pengajar, bisnisman, karyawan, penyanyi, meditasi, dan berbagai sukses lainnya.
Modelling dalam NLP memungkinkan untuk mempelajari dan
menduplikasi keahlian seseorang. Aplikasi modelling ini sungguh tak terbatas.
Bila ada seseorang pernah melakukan sesuatu hal, maka dengan modelling kita
juga dapat menduplikasi agar bisa melakukannya juga. Melalui NLP kita juga bisa
melakukan coding suatu perilaku unggul manusia dan memetakannya dalam suatu
pola-pola inti tertentu. Pola-pola inilah yang kemudian disusun ulang dengan
urutan dan kombinasi tertentu akan menjadi model of excellence yang dengan
mudah untuk diduplikasikan kepada orang lain.
Dengan menganalisa pola-pola berbicara, besar suara dan
pilihan kata-kata, maka akan berpengaruh pada seperti gerakan tubuh (gestur)
serta gerakan mata. Peneliti Grinder dan Bandler menunjukkan hubungan antara
bahasa tubuh (body language) dan pola berbicara. Tim kemudian menghubungkan
dengan proses berpikir internal dan didasari temuan awal ini Grinder dan
Bandler melatih para klien yang memiliki preoblem emosi yang sulit.
Misalnya, yang klien ditanya tentang problemnya akan
menampakkan gerakan mata, tubuh, suara dan pola-pola nafas akibat dari
pola-pola yang tidak sadar (unconscious) dan bergantung pada situasi emosional.
Pola unconscious ini kemudian diubah dengan pola yang baru.
Setiap yang kita alami direpresentasikan secara internal
oleh sistem syaraf kita. Tanpa kita sadari kelima indra ini secara konstan
menerima dan memproses informasi tentang dunia dan tentang kita. Oleh karena
body and mind adalah suatu bagian dari sistem yang tak terpisahkan, maka apapun
yang terjadi pada salah satu bagian akan memiliki efek pada bagian yang lain.
Misalkan, kita tidak dapat berpikir tentang sesuatu hal
tanpa diikuti oleh respon fisik tertentu, demikian juga sebaliknya. Terkadang
kita tidak mendengar apa yang tidak kita ingin dengar, inilah yang kita sebut
sebagai filter, disinilah terjadinya perbedaan antara mendengar dan
mendengarkan. Karena filter visual, maka kita juga tidak melihat apa yang tidak
kita ingin lihat, inilah perbedaan antara melihat dan memperhatikan.
Ada lima rep system dan yang yang menonjol hanya tiga,
yaitu V (Visual), A (Auditorial) dan K (Kinestetik), sementara karena O dan G
sangat jarang digunakan. Sehingga kita memasukkan O dan G kedalam kategori K.
Inilah yang disebut sebagai konsep VAK dalam NLP, konsep ini sangat terkenal,
bahkan banyak orang mengira NLP hanyalah VAK ini.
Menariknya, dalam berkomunikasi seseorang akan
menggunakan sejenis kode-kode rep system pilihan mereka. Ada orang tertentu
yang lebih suka menggunakan indera mata dalam memahami sekitar, mengingat
informasi dan mengambil keputusan. Dengan demikian rep-system-nya akan lebih
cenderung didominasi oleh hal-hal yang sifatnya Visual.
Dalam bahasa NLP, orang ini akan disebut sebagai orang
dengan preferensi visual (Visually Preferred System). Jadi jika dicermati,
dalam berkomunikasi kita akan temui beberapa preferensi, orang dengan
preferensi V (Visual), orang dengan preferensi A (Auditorial), dan orang dengan
preferensi K (Kinestetik). Dan orang dengan berpreferensi V tetaplah memiliki
rep system A ataupun K dalam cara ia memahami dunia, mengingat memori dan
mengambil keputusan. Hanya saja ia lebih suka (prefer) untuk menggunakan
rep-system V dibandingkan dengan yang lainnya.
Dalam upaya mengenali apakah pref-system sesorang, kita
dapat melihat dari pilihan kata yang dipergunakan, dan bahasa tubuh khususnya
gerakan mata. Sebagai contoh, orang-orang yang pref-system-nya V, akan
cenderung menggunakan kata-kata dengan predikat V seperti (kelihatannya,
nampaknya, pengamatanku, dll). Demikian pula ia juga akan suka mengunakan berbagai
kata yang mencerminkan penggunaan mata, seperti: indah, terang, cerah dan
sebagainya. Untuk orang berpreferensi A, akan banyak menggunakan kata-kata
berpredikat A (kedengarannya, perkataan mu) dan kata-kata yang mencerminkan
penggunaan telinga.
Sedangkan untuk orang berpreferensi K akan banyak
menggunakan predikat K (perasaanku, rasanya, dll) dan kata-kata yang
mencerminkan penggunaan rasa. Jika Anda dapat mengenali kode preferred system
lawan bicara Anda, maka Anda dapat berkomunikasi dengan sangat lancar
dengannya. Caranya adalah dengan melakukan penyelarasan (pacing) dari kata-kata
dan bahasa tubuh Anda sesuai dengan cara lawan bicara Anda.
Saat Anda menyelaraskan kode verbal seseorang dengan
menggunakan kata-kata dari rep system yang mereka pilih, maka mereka tidak usah
meng-uncode untuk membuatnya bisa dimengerti. Inilah dasar dari rapport, yakni
menggunakan rep system yang sama yang dipakai orang lain yang berkomunikasi
dengan mereka. Sehingga fokus pelatihan Neuro-linguistic Programming (NLP) adalah
bagaimana seseorang itu belajar berkomunikasi, mengubah keyakinan, tumbuh
berkembang dan menyembuhkan dirinya.
Dari asal katanya, kata “Neuro” mengacu pada cara
bekerjanya otak dan bagaimana manusia berpikir secara konsisten dan serta
pola-polanya yang tetap. Kata “Linguistic” mengacu pada pengungkapan pola-pola
kerja otak melalui bahasa untuk berpikir baik verbal dan nonverbal. Sementara
kata “Programming” adalam memasukkan suatu gagasan atau konsep ke otak. Ini
mengacu pada bagaimana pola-pola ini dipahami dan diketahui oleh pikiran dan
bagaimana melampauinya sehingga seseorang akan bisa membuat pilihan yang lebih
baik bagi kebiasaan dan kesehatannya.
Orang yang memiliki kesulitan untuk menyembuhkan sakit
fisik hampir selalu memiliki keyakinan negatif penyakitnya, apakah dia bisa
sembuh atau tidak. Mereka beepndapat tentang tidak adanya bantuan dan tiadanya
pertolongan, hilangnya harapan, bahkan akan mengatakan “Saya tidak bisa
sembuh.”
Tujuan lain NLP dengan begitu adalah menggerakkan
seseorang untuk mengubah keyakinan-keyakinan yang negatif dan kontraproduktif
tersebut. Mereka akan dibantu untuk memprogram ulang keyakinannya tentang
kesehatan dan lain-lain. Pelatihan NLP menerangjelaskan tentang bagaimana
seseorang menemukan identitas dirinya, ketakinan pribadi, filsafat hidup serta
tujuan-tujuan hidupnya.
Berbagai penelitian medis menunjukkan bagaimana pengaruh
keyakinan itu perubahan tubuh seperti kulit, kelembaban bibir, mata atau respon
fisiologis lain. Dan keyakinan itu dimulai pada proses pemberian informasi dan
selanjutnya diterima sebagai sugesti.
Menurut Janet Konefal, Ph.D., dari Miami, Florida,
identitas adalah komponen utama dari cara seseorang bernegosiasi dengan kondisi
kesehatannya, khususnya seseorang yang sedang menderita sakit kronis. “Terlalu
sering orang cenderung menjustifikasi dan sok tahu tentang penyakitnya. Jarang
orang mengatakan saya John yang sedang dalam kondisi diabetes. Dia cenderung
mengatakan saya sakit diabetes. Contoh lain, seorang tidak biasa mengatakan dia
sedang terkena virus HIV, namun biasanya mengatakan saya sakit AIDS. Padahal,
dengan mengatakan saya sakit diabetes, saya sakit AIDS ini, penyakit dalam
tubuhnya langsung bergerak dan segera menekan tubuhnya,” kata Dr. Konefal
Satu dari prioritas pertama pelatihan NLP adalah
memisahkan identifikasi yang negatif dan salah dan selanjutnya membangun
kembali identitas diri yang lebih baik. Perubahan ini akan memberikan
keuntungan dalam beragam aspek individual bahkan sosial seperti keluarga,
rekan-rekan kerja yang seimbang, bahkan juga sistem internal individu tersebut:
pemikiran, strategi, kelakuan, kapabilitas, nilai-nilai dan keyakinannya.
Setelah pelatihan NLP, biasanya dilakukan pengecekan
antara sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Melalui pertanyaan dan jawaban
yang jujur dalam satu forum khusus terbatas. Langkah selanjutnya instruktur
akan menanyakan pada klien untuk melihat dirinya sendiri dan kondisi
kesehatannya. Dengan kehati-hatian, hasilnya bisa dilihat dari proses kesembuhannya
yang membaik. Respon otak yang alamiah adalam meniru apapun gambaran serta
keyakinan yang baik. Otak kemudian memicu dan menggerakkan sistem kekebalan
tubuh untuk membimbing tubuh agar sehat dan lebih baik.
Di dalam pelatihan NLP, digunakan berbagai gerak untuk
memperkuat efek visualisasi dalam otak. Para ahli otak menamakannya dengan
sebuah jangkar (anchor) yang bermanfaat untuk memegang kondisi positif melalui
sistem syaraf klien. Jangkar itu juga bisa diciptakan melalui metode pendengaran
dan visual, ini bergantung pada kebutuhan klien.
Dengan mengidentifikasi dan menggerakkan kembali
batas-batas keyakinan seseorang tentang kondisinya, maka NLP memberikan
keuntungan yang besar bagi kesehatan fisik maupun mental. Sistem kekebalan
tubuh pun akan bekerja lebih baik.
David Paul, M.D., direktur Rumah Sakit Valley Medical
Center di Colorado, menggunakan NLP secara rutin di rumah sakitnya. Seperti
bagi para korban cedera bahu. Standard pelatihan medis NLP di sini meliputi
induksi keyakinan dan relaksasi otot, yang diikuti oleh manipulasi menyandarkan
bahu ke belakang.
Dr. Paul dan grupnya mengembangkan satu teknik yang
menggunakan pola-pola bahasa yang berbasis NLP untuk membantu pasien agar
berhasil relaksasi dan tidak memberi ruang bagi ketidaknyamanan dengan cara
memanipulasi psikis pasien.
“Kita gunakan kata-kata seperti biarkan tanganmu serileks
mungkin,” jelas Dr. Paul, dan “biarkan bahumu rileks; perhatikan di tanganmu
saat ini sudah nyaman dan bebas dari ketidaknyamanan.” Semua sugesti yang
diberikan bersifat positif, tidak ada yang negatif dan juga sangat spesifik.
Sembilan puluh lima persen bahu pasien bisa sembuh dan kembali ke sedia kala
dalam satu menit atau kurang tanpa menggunakan morphine, valium, atau
obat-obatan lain,” tukas Dr. Paul. Menurut penelitian medis yang dikembangkan
di dalam NLP, informasi di otak adalah sandi dari lima indera; pengelihatan,
pendengaran, sentuhan, rasa dan bau. Masing-masing indera juga dinamakan
modalitas dan manusia juga memiliki subperangkat kualitas yang dinamakan
submodalitas, yang berfungsi sama dengan remote control di perangkat televisi.
Informasi itu dimunculkan kembali oleh otak melalui
ingatan, submodalitasnya menentukan ketajaman memori yaitu kontras, warna dan
volumenya. Contohnya, ketika mengingat seseorang di masa lampau, submodalitas
akan menentukan di pikiran jauh dekatnya orang tersebut, apakah dia terlihat
jelas warnanya, atau sebaliknya berwarna hitam dan putih dan seterusnya. Di
dalam pelatihan NLP, oleh karena itu dilatih bagaimana submodalitas ini
dikembangkan melalui berbagai latihan. Jalan lain mengubah batas-batas
keyakinan adalah menggunakan teknik yang dinamakan menerbitkan kembali cetakan
ingatan. Ingatan (memori) dicetak sejak usia kita masih muda. Ingatan positif
bersifat memberdayakan/menguatkan sementara yang negatif berdampak pada trauma
atau kebingungan yang kemudian dilupakan. Namun ini bergantung pada batas-batas
keyakinan.
Menurut trainer NLP Tim Hallbom, “Satu cetakan ingatan
negatif yang dibangun dari keyakinan negatif bisa menciptakan problem serius
ketika otak menduplikasi pesan ini dan mengirimkannya lagi ke tubuh. Sistem
kekebalan tubuh akan segera longgar dan memerintahklan kondisi kesehatan tubuh
untuk memburuk. Banyak respon kekebalan tubuh melemah akibat diciptakannya
batas-batas keyakinan melalui trauma dan kebingungan”
Instruktur NLP akan membantu mengidentifikasi batas-batas
keyakinan yang dibentuk selama pembentukan cetakan keyakinan dan berusaha
mencetak kembali atau menempatkan kembali memori di otak secara lebih
proporsional dan positif. ***
III. PERANGKAT KERAS
Otak manusia diakui sebagai struktur biologi yang paling
canggih yang dikenal di manapun di bumi. Terletak di dalam tengkorak, otak
merupakan organ terlindung paling baik di seluruh tubuh Anda dan menikmati
prioritas tertinggi dalam hal pembagian darah, oksigen, dan zat-zat hara. Otak
ini melayang dalam medium zat cair yang bersirkulasi dan betul-betul mengapung
di dalam sebuah cangkang tahan guncang.
Paul Thomas dalam Advanced Psycho Cybernetics and
Psychofeedback menjelaskan bahwa otak manusia sangat padat. Beratnya hanya
sekitar 1400 gram untuk pria dewasa dan 1275 untuk wanita. Otak hanya
membutuhkan 1/10 volt listrik untuk dapat bekerja efisien, namun otak terdiri
dari puluhan miliar sel saraf.
Otak membuat komputer paling canggih pun jauh ketinggalan
dalam hal kemampuannya yang betul-betul menakjubkan. Jaringan interkoneksi
(yang disebut sinaps-sinaps) antara milyaran sel-sel saraf (neuron) di otak
secara potensial sanggup memproses kepingan informasi dengan cara-cara yang
jumlahnya setara dengan 2 sampai 10 pangkat 13. Ini merupakan angka yang jauh
lebih besar daripada jumlah seluruh atom di alam semesta.
Namun otak manusia demikian rapi susunannya sehingga
bahkan untuk mendekati kemampuan semacam itu, sebuah komputer modern
sekurang-kurangnya harus 10.000 kali lebih besar daripada rata-rata otak.
Fungsi utama otak adalah mengendalikan semua kerja tubuh
dan merancang tubuh itu sendiri. Bagian bawah struktur, dikenal sebagai batang
otak, bersatu dengan sumsum tulang belakang untuk membentuk sistem saraf pusat,
yang berhubungan dengan semua bagian tubuh. Maka setiap kegiatan otak akan
mempengaruhi setiap sel dalam tubuh baik langsung maupun tidak langsung,
melalui jaringan syaraf luas yang ada di seluruh jaringan tubuh
Dari sudut pandang NLP, yang perlu diketengahkan adalah
pembangian otak menjadi dua yaitu bagian sadar dan bagian tidak sadar. Bagian
otak sadar adalah kemampuan rasional, obyektif, membeda-bedakan. Perannya ialah
menampung informasi dari pengamalan sehari-hari. Menentukan apakah informasi
itu bermakna atau tidak, dan mengambil keputusan. Bagian yang sadar selalu
membuat keputusan menerima atau menolak informasi yang datang. Masing-masing
informasi yang diterima bagian sadar selanjutnya diterima bagian tidak sadar
pula sebagai sesuatu yang diyakini benar, sebagai fakta dan kenyataan.
Maka bila Anda menerima gagasan bahwa Anda gagal, maka
bagian tidak sadar akan menyetujui keyakinan tersebut dan bertindak
mewujudkannya.
Bagian tidak sadar ini mirip database di komputer. Yang
berfungsi menyimpan dan mengambil lagi data yang berkaitan dengan setiap
pengalaman, gagasan, gambaran atau ide yang pernah Anda hadapi. Bagian tidak
sadar selalu bekerja untuk membuat setiap perkataan dan tindakan Anda sesuai
dengan sebuah pola yang konsisten dengan pemrograman sadar Anda sebelumnya.
Bagian tidak sadar menjamin agar Anda tetap setia kepada
citra yang Anda miliki tentang diri Anda (cara berjalan, berbicara, berpikir,
bertindak) dengan cara yang konsisten dengan informasi yang telah diterima oleh
bagian sadar sebagai hal yang mewakili Anda sesungguhnya.
Kunci sukses terletak pada pengendalian apa yang Anda
pikirkan, sebab Anda selalu akan memperoleh apa yang terus menerus Anda katakan
kepada pikiran Anda bahwa Anda menginginkannya. Bila Anda membuat pikiran sadar
Anda terpancang pada apa yang Anda inginkan dan bukan pada apa yang Anda
hindari, maka ini akan berkembang dalam pengalaman.
Sukses oleh karena itu hanya terjadi kalau Anda secara
sistematis mengendalikan pikiran-pikiran yang Anda bolehkan mengisi pikiran
sadar Anda dari detik ke detik. Sukses akan berhasil diraih bila Anda
memusatkan perhatian pada pikiran-pikiran positif serta menggunakan kata-kata
dan tindakan untuk mengungkapkannya.
Proses pikiran sadar mencakup empat langkah (1)
pencerapan indera (2) asosiasi (3) evaluasi dan (4) keputusan. Semua proses ini
berlangsung dalam sepersekian detik. Yang perlu dicatat dalam proses ini,
tingkah laku Anda bukanlah sekedar fungsi dari apa yang sedang berlangsung.
Tingkah laku bergantung pada (1) Rancangan yang dibiarkan memasuki kesadaran
Anda, dan (2) database di ingatan. Bila sebuah pengalaman serupa di masa lalu
menimbulkan keputusan tertentu, maka Anda akan menanggapi dengan cara yang sama
saat pengalaman itu muncul lagi saat ini.
Kumpulan data masa lalu itu disebut sistem keyakinan yang
berfungsi sebagai kerangka berpikir Anda sewaktu mengalami hal-hal baru dalam
hidup dan merupakan keseluruhan program yang harus dijalani otak. Sistem
keyakinan ini pada umumnya tidak lengkap dan tidak dapat diandalkan. Maka,
diperlukan kegigihan untuk mencari peluang untuk membetulkan
keyakinan-keyakinan dengan memutakhirkan kenyataan model mental mereka. Sebab
yang kita lihat hanyalah interpretasi otak kita terhadap apa yang sesungguhnya
terjadi. Memang, kita tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi!
Di dalam NLP, diupayakan secara sadar untuk membangun
kreativitas dengan membayangkan suatu peristiwa dalam pikiran Anda secara
mendetail dan peristiwa tersebut secara otomatis menjadi profil ingatan Anda.
Otak tidak dapat membedakan antara pengalaman nyata dengan pengalaman buatan
yang dilamunkan secara hidup dan mendetail. Bahkan, pengalaman nyata dan
pengalaman buatan memiliki jejak neurologi yang sama.
Dasar teori NLP sebagai berikut. Bahwa tubuh dan pikiran
memiliki korelasi/koneksi. Apa yang dipikirkan seseorang akan terlihat di dalam
bahasa tubuhnya dan sebaliknya bahasa tubuh seseorang akan mempengaruhi
pikirannya. Seseorang yang tangannya menggaruk-garuk seputar mata artinya adalah
begini, dan seseorang yang bersandar sambil tangannya membentuk semacam
piramida artinya demikian. Apakah tanda-tanda seperti ini berlaku universal?
Bagaimana jika lawan bicara memiliki kebiasaan bahasa tubuh tertentu?
Menjawab pertanyaan diatas NLP mengembangkan disiplin
yang disebut callibration (kalibrasi). Idenya adalah mengukur secara langsung
bahasa tubuh seseorang, dengan terutama memperhatikan micro behavior. Yang
dimaksud dengan micro behavior adalah bahasa tubuh yang cenderung subtle (nyaris
tidak observable). Sejumlah di antaranya adalah yang disebut sebagai
involuntary muscle movement (gerakan otot tak sadar).
Dalam bermain kartu, misalnya, kita tidak boleh begitu
saja percaya pada kata-kata lawan main mengenai kondisi kartunya. Kemampuan verbal
adalah kemampuan yang biasanya paling berkembang selaras dengan usia seseorang.
Bahasa hanyalah salah satu doorway bagi seorang manusia dalam mengemukakan apa
yang ada di benak pikiran atau perasaannya. Ada pintu-pintu lain yang akan
me-release keluar apa-apa yang kita pikir atau rasakan, yakni bahasa non verbal
dan khususnya involuntary muscle movement tadi.
Jadi sesungguhnya dalam setiap saat, seluruh tubuh kita
mengirimkan sinyal-sinyal informasi. Kalibrasi adalah pengukuran mengenai
fisiologis seseorang sehingga kita bisa tahu mengenai “state” nya.
Cara mengkalibrasi seseorang adalah dengan cara
senantiasa mengamati tanda-tanda tertentu yang selalu muncul saat lawan main
sedang senang, sedang netral dan sedang susah. Misalnya, pengukuran awal yang dilakukan
sebelum main kartu, supaya lawan main tidak memanipulasi fisiologisnya. Ajak
mengobrol lawan Anda sebelum main, tanyakan situasi-situasi yang akan
membangkitkan perasaan senang dari lawan main. Misalkan : “Minggu lalu katanya
kamu menang main lawan si Jane, bagimana ceritanya?”.
Ditanya demikian, maka ia akan mengakses memorinya,
dengan demikian emosi memori itu akan terakses pula. Teraksesnya emosi itu akan
membawanya pada kondisi fisiologis tertentu yang harus Anda amati dan dicatat
baik-baik dalam kepala Anda. Ingat, Anda juga harus menanyakan suatu situasi
yang menyedihkan, seperti saat ia kalah main, atau saat ia sedang sial dan
sebagainya. Tentunya Anda kemudian juga memiliki pembanding fisiologisnya saat
sedang netral saja.
Dari ketiga kondisi itu diulang beberapa kali secara
halus, maka kita bisa mengukur (mengkalibrasi) fisiologis seseorang ketika
senang, dan tidak senang dan netral. Sekali lagi, jangan tertipu dengan bahasa
verbalnya, karena bahasa verbal adalah proses terakhir dalam komunikasi
seseorang, yang pertama adalah non verbalnya (dalam hitungan detik) dan
seseorang belum bisa berbohong saat berbahasa non verbal. Inilah dasar
kalibrasi.
Apa yang dikalibrasi? Yang dikalibrasi adalah “Nafas”
terutama dimana lokasi nafas, kecepatan dan jeda. Termasuk juga perubahan
suara: kecepatan, penggunaan VAK (representational system), volume, gerakan
akses mata ke otak (Eye Accessing Cues). Penebalan atu penipisan bibir bawah.
Perubahan postur, perubahan tegangan otot (leher, dekat mata, dll), perubahan
besarnya pupil mata, perubahan ekspresi muka, perubahan warna kulit. Dan
lain-lan.
Maksud dari mengkalibrasi gerakan akses mata ke otak (eye
accessing cues) adalah, jika seseorang sedang mengingat suatu peristiwa, fakta,
berfikir kritis, maka manusia pada umumnya akan melirik ke kiri atas atau kiri
samping. Sedangkan, pada saat ia mengimajina-sikan sesuatu (sedang meng-create
suatu gambaran/suara) biasanya akan melirik ke kanan. Jika sedang melakukan
self talk, maka ia akan melirik ke kiri bawah. Jadi amati bagaimana orang lain
saat senang secara spesifik akan bernafas dengan cara tertentu, posturnya
bagaimana, ketebalan bibir bawah, tegangan otot tertentu, perubahan warna
kulitnya, gerakan mata dan seterusnya.
Catat dalam hati, lakukan juga saat lawan bicara sedang
tidak senang, dan tentunya saat ia sedang netral. Demikianlah, kejelian dan
frekuensi dalam anda berlatih akan membuat anda menjadi mind-reader (pembaca
pikiran). Bukan sekedar membaca bahasa tubuh yang sifatnya universal, bahkan
anda bisa melakukannya secara spesifik pada setiap orang. Karena setiap orang
memiliki micro behavior yang berbeda, jadi harus dikalibrasi tersendiri.
seseorang, keluarga, bisnis, sales. Bahkan kepolisian USA
menggunakan eye accesing cues untuk mengetahui kebohongan seseorang pada saat
di interogasi. Inilah yang disebut dengan ketrampilan dalam reading people mind
like a reading book.
IV. FREKUENSI OTAK
Pemrograman bawah sadar otak lebih sukses bila Anda
berada dalam suasana dan kondisi yang tepat. Yaitu saat otak berada dalam
gelombang yang tepat.
Memahami frekuensi atau gelombang Otak dalam dunia medis
diperiksa, dimonitor dengan mempergunakan peralatan, yang disebut EEG atau
electroencephalogram dan juga Brain Mapping. Perbedaannya adalah bahwa Brain
Mapping hanya memeriksa secara fisik gangguan, kerusakan atau kecacatan otak
(pusat syaraf) tersebut, misalkan tumor (kanker) otak, pecahnya pembulu darah
otak (struck), benturan pada kepala dan seterusnya.
Sedangkan EEG (electroencephalogram) , yang diperiksa,
dimonitor dan direkam adalah gearan, frekwensi, sinyal atau GELOMBANG otaknya,
yang kemudian di-“klasifikasi” kan kedalam beberapa kondisi kesadaran, bawah
sadar, keadaan tidur atau mimpi dan seterusnya
Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls)
perdetik dengan satuan hz (khz atau Mhz). Berdasarkan riset, getaran/frekwensi
otak berbeda untuk setiap fase (sadar, tidur ringan, tidur lelap/nyenyak,
panik, konsentrasi tinggi dan seterusnya),
sehingga pakar dalam bidang kejiwaan/psikiater (neurophysiologic) dan ahli
syaraf membuat suatu sebagai berikut :
Getaran/Frekwensi :
1. •Gamma 16 Hz ~ 100
Hz
2. • Beta > 12 Hz
3. • SMR (SensoriMotor
Rhythm) 12 Hz ~ 16 Hz
4. • Alpha ( Berger ‘s
wave) 8 Hz ~ 12 Hz
5. • Theta 4 Hz ~ 8 Hz
6. • Delta 0.5 Hz ~ 4
Hz
Keseluruhan frekwensi tersebut bergabung secara acak
(berinterferensi), namun dengan EEG, frekwensi gelombang ini dapat dianalisa
dan diuraikan satu persatu dengan catatan bahwa pada saat diukur, frekwensi
mana yang paling dominan, serta memiliki amplitudo tertinggi, itulah yang
dianggap dan berada pada fase tersebut, apakah fase Beta, Alpha, Theta atau
Delta dan seterusnya. Amplitudonya diukur dan berkisar antara 1 ~ 50 uVolt
(microVolt), sedangkan arus listriknya tidak diperhitungkan.
GAMMA wave ( 16 hz ~
100 hz )
Adalah frekuensi otak yang terjadi pada saat seseorang
mengalami “aktifitas mental yang sangat tinggi”, misalnya sedang berada di
arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik,
ketakutan, “nerveus”, kondisi ini dalam kesadaran penuh.
Gamma wave – EEG scan
Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey. D. Thompson.
D.C.B.F.A (Center for acoustic research) di atas gamma sebenarnya masih ada
lagi yaitu gelombang Hypergamma (tepat 100 Hz) dan gelombang Lambda (tepat 200
Hz).
BETA wave ( diatas 12
hz atau dari 12 hz s/d 19 hz )
Adalah getaran otak yang terjadi pada saat seseorang
mengalami aktifitas mental yang sadar penuh dan normal aktif, konsentrasi penuh
dan dapat dibagi pula menjadi 3 kelompok, yaitu highbeta ( 19 Hz + ) yang
overlap/transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta ( 15 hz ~ 18 hz ),
juga overlap/transisi dengan getaran gamma, selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15
hz).
Beta wave – EEG scan
SMR wave atau
SensoriMotor Rhytm ( 12 hz ~ 16 hz )
SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta,
namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam
akhir2 ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy , ADHD ( Attention Deficit
and Hyperactivity Disorder juga disebut ADD-Attention Deficit Disorder) dan
autism tidak memiliki dan tidak mampu ber-“konsentrasi penuh” atau “fokus” pada
suatu hal yang dianggap penting, dengan perkataan lain otak (pusat syaraf)
sedikit bahkan tidak sama sekali menghasilkan getaran SMR . Sehingga setiap
pengobatan, baik jiwa maupun fisiknya, ditujukan agar merespon getaran SMR
tersebut, biasanya diaktifkan dengan biofeedback/neurofeedback .
SMR / SensoriMotor
Rhytm – EEG scan
ALPHA wave ( 8 hz ~ 12
hz )
Adalah gelombang pusat syaraf (otak) yang terjadi pada
saat seseorang yang mengalami “releksasi” atau mulai istirahat dengan tanda2
mata mulai menutup atau mulai mengantuk, atau suatu fase dari keadaan sadar
menjadi tak sadar (atau bawah sadar), namun tetap sadar (walaupun kelopak mata
tertutup). Pada tahap awal MEDITASI (meditasi ringan) juga memasuki fase gelombang
alpha. Inilah saat yang tepat untuk melakukan pemrograman otak (baca bab
selanjutnya tentang Bentuk-Bentuk Pemrograman).
Alpha wave – EEG scan
Frekwensi alpha 8 ~ 12 hz, merupakan frekwensi
pengendali, penghubung dan melakukan aktifitas yang berpusat di sel-sel
thalamic otak. Frekwensi alpha, 8 hz merupakan fase dan pintu masuk (gate-away)
dari keadaan sadar menjadi tak sadar (bawah sadar) dan pintu masuk ke fase
gelombang Theta (4 hz ~ 8 hz ). Biasanya kondisi di tingkatan ini tidak
berlangsung lama dibanding dengan tingkatan lainnya ( gamma, beta, theta dan
delta wave), namun merupakan bagian penting terutama bagi penderita ADHD , pada
saat melakukan latihan-latihan dan pengobatan neurotherapy atau neurofeedback.
THETA wave ( 4 hz ~ 8
hz )
Adalah getaran otak yang terjadi pada saat seseorang yang
mengalami keadaan tidak sadar atau tidur sangat mengantuk. Nafas melambat,
dalam dan panjang, dibandingkan biasanya. Jika dalam keadaan sadar (tidak
tidur), kondisi ini masuk ke fase atau dibawah pengaruh hipnosis, MEDITASI
DALAM, atau sedang menjalani ritual2 agama, atau mengalirnya tenaga psikologi
(Prana/Yoga, Reiki, Chi, Chi Kung).
Dalam kondisi yang sadar (tidak tidur dan tidak dibawah
pengaruh hipnotis, kesurupan atau epilepsi), seorang anak yang normal ( < 12
th) masih dapat memiliki getaran frekwensi theta, akan hilang sedikit demi
sedikit setelah menjelang dewasa (kecuali pada saat menjelang tidur)
Theta wave – EEG scan
Seorang anak (terutama bayi dan balita), rata-rata tidur
lebih dari 12 jam setiap harinya, sehingga pada pusat syarafnya (otak) lebih
banyak masuk dalam fase gelombang theta dan gelombang delta daripada gelombang
beta dan alpha, sehingga dalam kehidupan nyata sehari-harinya, lebih banyak
cara berpikir yang dianggap tidak masuk akal (berkhayal seperti bermimpi
walaupun dalam kondisi sadar) dan sedikit demi sedikit akan berubah setelah
menjelang remaja/dewasa. Anak INDIGO ( anak super cerdas dan memiliki indra
ke-enam / ESP /Extra sensory perception), juga termasuk yang mudah memasuki fase
gelombang theta yang cukup lama dan dapat permanen.
Oleh sebagian peneliti, di dalam otak ada bagian yang
disebut GOD SPOT. Bagian inilah yang bereaksi ketika kita beromunikasi dengan
Tuhan. Komunikasi ini, konon terjadi apabila sebagai manusia biasa dapat
memasuki fase gelombang theta (batas alpha – theta), misalnya pada saat kita
berdoa, meditasi, melakukan ritual agama sadar atau tidak sadar. Apabila
getaran otaknya diukur dengan EEG, maka dapat dipastikan bahwa pada saat itu
sedang masuk difase gelombang theta (batas alpha-theta).
Sedangkan dalam kondisi tidur normal, seseorang akan
memasuki fase gelombang theta, walaupun hanya sebentar terutama secara periodik
akan berpindah/bergeser ke-gelombang delta dan kembali ke theta berkali-kali
diikuti getaran pelopak mata yang dikenal dengan REM ( rapid eyes movement )
dan Non REM atau NREM ( non rapid eyes movement ) selama tidur normal 7 ~ 8 jam
perhari (lihat grafik dibawah), pada stage 1 dan 2 .
Schumann Resonance (
7.83 Hz)
Schumann Resonance adalah getaran otak pada frekwensi
7.83 Hz dan masuk dalam kelompok gelombang theta. Kondisi mental seseorang
dalam gelombang otak ini adalah ESP-extra sensory perception, hipnotis,
telepati serta aktifitas mental lainnya. Sedangkan Schumann resonance serta
frekwensi diatasnya masuk kelompok frekwensi ELF (extremely low frequency pada
bandwith 3 ~ 30 hz dan frekwensi infrasonic.
DELTA wave ( 0.5 hz ~ 4
hz )
Adalah getaran otak yang memiliki amplitudo yang besar
dan frekwensi yang rendah, biasanya < 3 hz, yang terjadi pada saat seseorang
yang mengalami “ keadaan tidur sangat lelap” atau anak dibawah usia 13 th
ketika dalam keadaan sadar penuh. Dalam keadaan normal, seorang dewasa yang
sedang tidur pada malam hari, pada stage 3 dan 4 , NREM bukan pada stage 1 dan
2.
Delta wave – EEG scan
Orang yang menderita atau gangguan otak (fisik, benturan
otak, pendarahan otak dan koma), maka fase getaran yang terjadi akan didominasi
oleh gelombang delta.
Penemuan baru dibidang
frekwensi dan gelombang otak manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson, D.C., B.F.A
. ,dari Neuroacoustic research, bahwa masih ada gelombang dan frekwensi lain
dibawah delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu frekwensi EPSILON, yang juga sangat
mempengaruhi aktifitas mental seseorang seperti pada gelombang theta diatas.
IV. BENTUK-BENTUK
PEMROGRAMAN
Memprogram ulang pikiran adalah upaya mengubah apa yang
telah dimasukkan ke dalam ingatan yang dilakukan dengan menggunakan pembiasaan
otogenik. (Otogenik: dibangkitkan sendiri). Pembiasaan otogenik adalah terus
menerus mengulangi sebuah pernyataan positif (afirmasi/induksi) saat berada
dalam keadaan relaksasi progresif saat otak berada dalam gelombang alpha.
Teknik ini memadukan dengan visualisasi yang berhubungan, yaitu representasi
apa yang ingin Anda inginkan.
Setidaknya ada tiga unsur pokok yang perlu dipenuhi dalam
NLP yaitu mengatakan (afirmasi), mengkhayalkan (visualisasi) dan merasakan.
Untuk memperkuat afirmnasi, digunakan jangkar khusus, misalnya dengan kepalan
dan mengulangi kata “SAYA BISA!!!” terus menerus dengan cara yang tegas dan
mantap.
Perhatikan contoh
afirmasi berikut: “SAAT INI SAYA SUKSES,”
Perhatikan tiga hal
mengenai pernyataan ini:
(1). Menggunakan kata
ganti pertama “Saya”
(2). Mengenai masa
sekarang, sebab alam bawah sadar hanya dapat berhubungan dengan dengan saat
sekarang dan
(3) pernyataan bersifat
positif dan tidak negatif. Alam bawah sadar tidak bisa mengingat sebuah pesan
negasi misalnya, “Saya tidak gagal.” Yang bisa diingat adalah kata “Saya
sukses” atau “Saya gagal.”
Ada ratusan variasi pemrograman ulang pikiran dalam NLP.
Berikut beberapa contoh yang berada dalam ruangan dan dalam posisi meditasi
duduk.
I. PEMBENTUKAN
KEYAKINAN
Posisi: Meditasi di
ruangan yang tenang.
Visualisasi: Bayangkan Anda yang puas dengan diri Anda
dan sekeliling Anda. Ini akan menjadi pengalaman tertinggi meraih kebahagiaan
mental. Kenang peristiwa masa lalu saat Anda merasakan kebahagiaan puncak.
Kini bayangkan
bagaimana Anda berdiri, bernafas dan tampil dalam kebahagiaan ini.
Sugesti: Kepalkan tangan dengan kuat dan tegas “SAYA
BISA!!!” dengan suara meyakinkan. Dan sesaat renungkan seluruh tubuh Anda
sewaktu berdiri dan alamiah seperti itu. Anda telah menanamkan keadaan mental
yang positif dalam alam bawah sadar Anda dan Anda bisa mengingatnya kembali
dalam keadaan genting seperti cemas, bingung dan sebagainya dengan mengepalkan
tangan dan boleh dengan suara berbisik.
2. PEMBENTUKAN CITRA
DIRI
Posisi: Meditasi di ruangan yang tenang. Kedua tangan 20
senti di depan wajah, telapak tangan menghadap Anda.
Visualisasi: Bayangkan tangan kiri Anda membingkai Anda
yang lama peluh luka, borok, cacat fisik dan mental. Bayangkan pula Anda yang
baru yang positif, bagus, indah, sukses, menyenangkan di tangan kanan Anda.
Awalnya, pusatkan perhatian di tangan kiri dan berpindah ke tangan kanan dan
posisikan tangan kanan di depan wajah menutupi tangan kiri.
Sugesti: teriakkan AKU JADI BARU!!! Beberapa kali sampai
gambar aku yang lama hilang berganti aku yang baru.
3. MEMBACA PIKIRAN
ORANG LAIN
Ini adalah variasi mengembangkan teknik NLP yang
bermanfaat untuk berbagai keperluan yang positif.
Posisi: duduk berhadapan dengan orang lain. Minta orang
lain di depan Anda menuliskan angka sesuai keinginannya di kertas.
Visualisasi: Bayangkan Anda adalah seorang yang memiliki
kemampuan Extra Sensory Perception (ESP) yang mampu menebak apa yang dipikirkan
orang lain. Selanjutnya visualisasikan Anda sedang bertanya angka berapa yang
ingin ditulis orang tersebut, dan buka mata.. Lalu tebaklah angka berapa yang
dia tulis.
Sugesti: teriakkan AKU SAKTI!!! Setiap kali Anda akan
menebak angka. Sambil mengamati gerakan akses mata ke otak (eye accessing cues)
orang tersebut.
4. MENGIRIMKAN PESAN
PADA ORANG LAIN DI TEMPAT LAIN (TELEPATI)
Ini adalah variasi lain
teknik NLP
Posisi: Meditasi atau duduk membelakangi orang lain.
Jarak 2 meter.
Visualisasi: bayangkan Anda mengirimkan pesan pada orang
lain di lain tempat. Selanjutnya masukkan pesan itu dalam sebuah bola kristal
cinta kasih dan letakkan di otak orang lain yang hendak Anda kirim pesan. Lalu
lupakanlah pesan Anda!. Selanjutnya, minta orang lain mengatakan pesan apa yang
ingin Anda sampaikan tadi. Cek kebenarannya.
Sugesti: teriakkan SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA!!!
Setiap kali Anda mengirimkan pesan.
Pemrograman ulang pikiran dalam NLP yang berada di luar
ruangan dan dalam posisi berdiri.
5. MENCAPAI SASARAN
HIDUP
Posisi: Ambil sebuah anak panah dan dalam posisi memanah.
Visualisasi: Bayangkan tangan kanan Anda yang sedang
memegang anak panah itu diri Anda yang sekarang ingin meraih tujuan hidup. Lalu
bidik sasaran dan lepaskan anak panah tersebut.
Sugesti: teriakkan AKU BISA!!! Setiap kali anak panah
mencapai sasaran.
Ikuti dengan meditasi
dan mengingat kembali kegiatan ini.
***
REFERENSI
Adolphs R, Tranel D, Damasio
H, Damasio A (1994) Impaired recognition of emotion in facial expressions
following bilateral damage to the human amygdala. Nature 372: 669-672.
Baddeley A (1992)
Working memory. Science 255: 556-559.
Braun J, Julesz B
(1997) Dividing attention at little cost. Percep & Psychophys, in press.
Britten KH, Shadlen MN,
Newsome WT, Movshon JA (1992) The analysis of visual motion: a comparison of
neuronal and psychophysical performance. J Neurosci 12:4745-4765.
Chalmers D (1995) The
Conscious Mind: In Search of a Fundamental Theory. Oxford:Oxford University
Press.
Crick F, Koch C (1990)
Towards a neurobiological theory of consciousness. Sem Neurosci 2:263-275.
Crick F, Koch C (1995a)
Are we aware of neural activity in primary visual cortex? Cumming BG, Parker AJ
(1997) Responses of primary visual cortical neurons to binocular disparity
without depth perception. Nature 389:280-283.
Doyl Staples, Walter
(1991), Think Like Winner. Pelican Publishing.
Edelman G M (1989) The
remembered present: a biological theory of consciousness. New York: Basic
Books.
J. Weed, Joseph (1995)
Wisdom of The Mystic Master, Dp publisher
Greenfield SA (1995)
Journey to the centers of the mind. New York:
WH Freeman.
Libet B (1993)
Neurophysiology of consciousness: selected papers and new essays by Benjamin
Libet. Boston: Birkhäuser.
Milner D, Goodale M
(1995) The Visual Brain in Action. Oxford: Oxford University Press.
O’Regan JK (1992)
Solving the “real” mysteries of visual perception: the world as an outside
memory. Canadian J Psychol 46:461-488.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar