AYAT TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA,
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Sosial
Oleh:
Muhyi Abdurrohim (082092011)
yang dibina oleh :
Bpk. H. Zainuddin Lc. M.Ag.
JURUSAN DAKWAH / TAFSIR HADITS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
(STAIN) JEMBER
2011
BAB
II PEMBAHAASAN
A. SURAT AL-MU’MINUN AYAT 12-14
s)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ
Dan
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik.
B. MA’ANI MUFRADAT
Kata
سللة من طين Sulalatin oleh sementara ulama di fahami dalam arti,
“ suatu saripati (berasal) dari tanah“,نطفة في
قرار مكين nuthfaatan fi qararin makin difahami air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), Kata علقة diartikan segumpal darah, مضغة diartikan segumpal daging.
C.
MUNASABAT DAN ASBAB AN-NIZUL
Setelah Allah SWT. Dalam ayat-ayat
sebelumnya menjelaskan syarat-syarat bagi orang-orang yang beruntung kelak
diahirat dan dimasukan dalam surga firdaus, maka dalam ayat-ayat ini Allah SWT
menjelaskan proses diciptakanya manusia secara umum.
D. PEMBAHASAN TAFSIR SURAT AL-MU’MINUN AYAT
12-14
a) Proses
Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam
diciptakan oleh Allah
dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya
maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ
"Yang membuat sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah".
(QS. As Sajdah (32) : 7)
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 9@»|Áù=|¹ ô`ÏiB :*uHxq 5bqãZó¡¨B ÇËÏÈ
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan
secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28
dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda : "Sesunguhnya
manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah".
(HR. Bukhari)
b) Proses
Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang
diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan.
Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya
untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah
sati firman-Nya :
z`»ysö6ß Ï%©!$# t,n=y{ ylºurøF{$# $yg¯=à2 $£JÏB àMÎ7/Yè? ÞÚöF{$# ô`ÏBur óOÎgÅ¡àÿRr& $£JÏBur w tbqßJn=ôèt ÇÌÏÈ
"Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui"
(QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini
oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3/u Ï%©!$# /ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur t,n=yzur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry £]t/ur $uKåk÷]ÏB Zw%y`Í #ZÏWx. [ä!$|¡ÎSur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# Ï%©!$# tbqä9uä!$|¡s? ¾ÏmÎ/ tP%tnöF{$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3øn=tæ $Y6Ï%u ÇÊÈ
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan : "Maka sesungguhnya perempuan itu
diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia
kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui
perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah
dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu
maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c) Proses
Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian
semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping
dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara
medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia
secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya diatas, yaitu
surat Al-Mu’minun ayat 13-14.
Kemudian dalam salah satu hadits
Rasulullah SAW bersabda : "Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah
yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya
pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh
hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian
diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk
menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya),
amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits
15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk
memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud
di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai
substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita
makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma),
kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran
antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian
berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan
dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan
masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan
pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu
hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog
terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan :
"Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan
pada abad ke-7 M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari
ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan)
sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel
tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh
sperma (sel kelamin jantan).
Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani
sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang
perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote
belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah
menegaskan dari nutfah, Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits
menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam
penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan
ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding
uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak
dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh
Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan
(kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
Allah
berfirman :
ولقد خلقنا الأنسان من سللة من طين
Dan
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.
Sulalatin min thin
berarti saripati (berasal) dari tanah. Dalam penggalan ayat ini dapat kita
lihat ungkapan yang sangat baik dipakai oleh Allah SWT., memang pada dasarnya
energi yang kita dapatkan, berupa kesehatan fisik, tenaga yang kuat dan seperma
yang berkualitas baik dan bagus, adalah berasal dari apa yang kita makan
sehari-hari yang paling banyak tentu dari bahan-bahan yang ditanam diatas tanah
dan menyerap air juga dari tanah, intinya apa yang kita konsumsi sehari-hari
seperti beras, sayur-sayuran dan bahan-bahan lain yang menyehatkan dan
membangkitkan gairah meningkatkan libidio seseorang adalah makann yang nabati (saripati
berasal dari tanah) hal tersebut diperkuat dengan firmanya, yang menjelaskan Fase
pertama penciptaan manusia, yaitu:
ثم جعلنه نطفة في قرار مكين
Kemudian kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Fase Kedua : Fase 'Alaqoh ( Segumpal Darah
) Allah berfirman :
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
" Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah ( 'Alaqoh )" ( al- Mukminun :14 )
'Alaqoh berarti juga nama dari
binatang kecil yang hidup di air dan di tanah yang terkadang menempel di mulut
binatang pada waktu minum di rawa-rawa (yaitu sebangsa lintah ). Bentuk janin
pada fase ini sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau
keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa membedakkan bentuk
dan gambar keduanya.
Tidaklah diragukan lagi bahwa hal seperti
ini tidak mungkin diketahui manusia dengan sendirinya tanpa menggunakan alat.
Ini menguatkan bahwa Alqur'an bukan buatan manusia, tapi Dia berasal dari
Pencipta manusia yang mengetahui yang samar dan tersembunyi. Ibnu Mandzur
rahimahullah berkata : " 'Alaqoh adalah binatang kecil yang ada di air
yang menghisap darah, jamaknya 'Alaq" dan berkata juga :" Binatang
merah kecil, ada di air, terkadang menempel di badan dan menghisap darah"
[1].
Fairuz Abadi rahimahullah berkata :"
'Alaqoh adalah binatang kecil yang berada di air yang menghisap darah"[2]. Perkataan para Ahli
tafsir terdahulu semuanya sama dan tidak keluar dari penafsiran ahli bahasa.
Adapun sebagian Ahli tafsir zaman sekarang telah mengisyaratkan apa yang sesuai
dengan penemuan – penemuan di zaman sekarang. Ibnu 'Asyuur , ahli tafsir masa
kini berkata : "Termasuk dari Mukjizat Alqur'an tentang keilmuan adalah
penamaan janin fase ini dengan nama 'Alaqoh. Itu adalah penamaan yang sangat
bagus dan serasi, karena telah diteliti bahwa bagian kecil yang terbentuk dari
Nuthfah (yaitu 'Alaqoh ) dia punya daya hisap yang kuat yang menghisap darah
dari ibu, karena dia menempel di urat-urat yang ada di rahim ibu, dimana darah
disuplai kepadanya. Dan 'Alaqoh adalah segumpal darah yang membeku "[3].
Fase
Ketiga : Fase Mudghah ( Segumpal Daging )Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً
"
Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging" ( al-
Mukminun :14 )
Mudghah adalah seukuran apa yang ditelan
oleh mulut seseorang. Kalau seseorang mengambil sepotong adonan kue, kemudian
ia gigit dengan mulutnya dan diletakkan di depannya dan diambil gambarnya, lalu
ia mengambil gambar janin pada fase Mudghah dan diletakkan di sampingnya,
pastilah dia tidak bisa membedakan antara keduanya. Bahkan bekas gigitan pada
adonan persis seperti Mudghah pada janin.
Penggambaran janin pada fase ini dengan
Mudghah, dan bahwa dia mirip dengan sepotong adonan dengan sangat akurat, dan
tidak mampunya manusia menggambarkan hal ini tanpa alat, ini menguatkan bahwa
Alqur'an bukan buatan manusia, tapi dari Tuhan Pecipta manusia.
Fase Keempat : Muncul dan Tumbuhnya Tulang
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا
"Dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang" ( al- Mukminun :14 )
Para ahli dan spesialis dalam bidang medis
telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya.
Setelah itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada
zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat - alat fotography.Ini menguatkan
bahwa Alqur'an bukan buatan manusia, tapi datang dari Tuhan Pecipta manusia.
Fase Kelima : Pembungkusan Tulang Dengan
Daging
فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا
"Lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging"( al- Mukminun :14 )
Allah Ta'ala menjelaskan bahwa Dia
membungkus tulang dengan daging. Didahulukannya penciptaan tulang sebelum
daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka
tulang mesti sudah ada sebelum daging. Ini mungkin bisa jelas kalau kita lihat
orang membangun rumah dengan beton dan besi. Dia mulai dengan meletakkan besi,
kemudian ia tuangkan beton ke besi itu, maka tersusunlah beton itu di atas
besi.
Fase Keenam : Perubahan Janin ke Bentuk
yang LainAllah Ta'ala berfirman :
ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا ءَاخَرَ
"Kemudian Kami jadikan Dia makhluk
yang (berbentuk) lain" ( al- Mukminun :14 )
Di sini ada sesuatu yang unik sekali yang
tidak diketahui kecuali dengan alat photograpy zaman sekarang. Para ahli dan
spesialis janin menemukan dengan alat tersebut bahwa janin – janin hewan
bentuknya bengkok secara terus – menerus sampai waktu kelahiran, dan bentuk
seperti ini akan terus ia bawa dalam hidupnya, kecuali manusia. Karena manusia,
setelah sempurna bentuknya pasca fase pembungkusan tulang dengan otot, dia akan
lurus punggungnya dimana sebelumya bengkok bagaikan bulan sabit.
Dr. Ahmad Hamid Ahmad berkata: "Bersama
dengan berakhirnya pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16
milimeter", Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah : bahwa
bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah
lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan
makhluk hidup yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan. Dari
sini jelaslah detailnya firman Allah Subhanahu Wata'ala :
ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا ءَاخَرَ
"Kemudian Kami jadikan Dia makhluk
yang (berbentuk) lain"
Dan ini menguatkan bahwa Alqur'an benar-benar
dari Allah Subhanahu Wata'ala. Adapun para Ulama tafsir terdahulu, tafsir mereka
tentang ayat ini berbeda-beda.Ini diringkas oleh Imam al-Qurtubi rahimahullah, beliau
menjelaskan:" Orang – orang berbeda pendapat tentang arti "Kholqon
akhor ( makhluk yang berbentuk lain )"
Ibnu Abbas,
as-Sya'bi, Abul 'Aliyah, ad-Dhahhaq dan Ibnu Zaid rahimahumullah berpendapat : "yaitu
peniupan ruh kadalam janin yang sebelumnya adalah benda mati". Riwayat
lain dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhu :"yaitu keluarnya janin kedunia".
Qotadah rahimahullah berpendapat :" yaitu beda tumbuh rambutnya"
Ad-Dhahhaq rahimahullah dalam riwayat lain berpendapat :" Keluarnya
gigi dan tumbuhnya rambut"
Mujahid
rahimahullah berpendapat :"Sempurna masa mudanya" dan ini
diriwayatkan dari Ibnu Umar radiyallahu 'anhu. Tapi yang benar bahwa maksudnya
adalah umum untuk ini dan itu, baik berfikir memahami, berlatih, belajar smpai
dia mati"[4]
E. NILAI-NILAI SOSIAL DARI
PENCIPTAAN MANUSIA
1. Manusia sebagai
makluk sosial haruslah mengingat darimana asalnya agar supaya tidak terjadi
komplik sosial berkepanjangan seperti dipapua dan ditempat-tempat lain.
2. Sebagai
mahluk yang bahan dasarnya dari tanah, manusia tidaklah boleh mengesampingkan
nilai-nilai sosial karena dia akan kembali ke tanah juga.
BAB III KESIMPULAN
Dari
penjelasan sedikit diatas Dapat kita simpulkan beberapa hal, yaitu;
1. Ayat 12-14 Surat
Al-Mu’minun menjelaskan Penciptaan Manusia berawal dari sari pati tanah.
2. Ada lima fase yang
dijelaskan Allah dalam PenciptaanManusia
yang diuraikan pada Ayat 12-14 Surat Al-Mu’minun.
3.
Penciptaan Manusia yang dijelaskan Ayat 12-14 Surat Al-Mu’minun sangat sesuai
dengan ilmu tehnologi kekinian, khususnya kedokteran. Bahkan ayat diatas telah mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang
untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal
(zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma
(sel kelamin jantan).
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurtubi, Tafsir
Al-Qurtubi, Toha Putra Semarang.2004
Ibnu
'Asyuur, at-Tahrir wat Tanwir Bairut. Bairut, Lebanon, 2006
Ibnu Mandzur, Lisanul 'Arab l, Bairut,
Lebanon.2007
Az-Zajjaj, Ma’ani Al-Quran Bairut, Lebanon, 2006
Fairuz
Abadi, al-Qamus al-Muhith, Lebanon, 2003
assalamualaikum , izin share ya
BalasHapus