Kamis, 29 Maret 2012


Pedapat yang mengatakan Khidlir Wafat
Menurut Al-Hafidz ibnu Hajar bahwa yang memastikan Khidlir Wafat adalah: imam Bukhari, Ibrahi al-harbiy, Abu jakfar bin al-Munadi, Abu Ya’la bin al-Farra’, Abu Thohir al-Ibadi, Abu Bakar bin Al-Arabiy dan lain-lainya, alasan mereka adlah hdits Nabi Muhammad yang mashur, yaitu dari Ibnu Umar dan jabir dan lainya  Bahwasanya Nabi saw bersapda diahir hidupnya : “Setelah seratus tahun tidak seorang pun tersisa dimuka bumiyang sama  dengan orang-orang yang ada sekarang“ Menurut Ibnu Umar, Nabi besapda demikian pertanda akan hilangnya Qurun (masa) yang merupakan Qurun (masa) terbaik .
Kemudian Ibnu Hajar menambah, termasuk dalil-dalil yang menjelaskan Khidlir Wafat adlah ayat
Bur $uZù=yèy_ 9Ž|³t6Ï9 `ÏiB šÎ=ö6s% t$ù#ãø9$# ( û'ïÎ*sùr& ¨MÏiB ãNßgsù tbrà$Î#»sƒø:$# ÇÌÍÈ
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
Dan juga hadits, Rasululullah bersapda diperang Badar;  Ya Allah kalau sisa umat ini musnah, engkau tidak akan disembah dimuka bumi  Seandainya waktu itu Khidlir ada  maka tidaklah benar perkataan Nabi tadi,di hadits lain Rasululullah bersapda: Seandainya Musa bisa Bersabar maka cerita keduanya (Khidlir dan Musa ) akan sampai pada kami, Seandainya waktu itu Khidlir ada  dan masi hidup maka dia akan dipanggil oleh Rasulullah dan diminta untuk menceritakan keanehan-keanehan dan berdakwah menimankan orang-orang kafir utamany Ahl Al-Kitab.
Dan dalil-dalil daiatas lebih sahih daripada dalil-dalil kaum yang berpendapat Khidlir masi hidup
Dan sama sekali dalil-dalil merek tidak bisa membantah dalil-dalil daiatas, justru kaum yang berpendapat Khidlir masi hidup tidak menerima dalil-dalil itu dan mentakwilnya sesuai pikiran dan madzhab mereka.
                Menurut Al-Qurtubi tidak ada argumen dalam hadits:
ارئيتكم ليلتكم...........    الحديث .
Untuk membatalkan pendapat yang mengatakan bahwa khidir masih hidup, karena keumuman hadits:
                ما من نفس منفوس..... الحديث
Karen lafadz umum meskipun di perkuat pencakupanya tetapi bukan nash (ketegasan) dan masih bisa di takhsis (dikhususkan) Contoh: keumuman hadits diatas tidak mencakup Isa as karena dia tidak mati,tidak dibunuh dan masih hidup dengan nash (ketegasan)Al-Quran, begitu juga tidak mencakup Dajjal yang masi hidup berdasarkan haditsAl-Jasasah, demikian juga tidak mencakup Khidir tetapi tidak bisa dilihat langsung oleh manusia sehingga mereka merasakan kehadiranya satu sama lain.
                Asy-Syangqiti membantah keterangan Al-Qurtubi, bahwa dalam keterangan tersebut sangat rapuh dan itu jelas bagi yang mengerti agama, karena beberap hal diantaranya; 1. dia mngatakan bahwa hadita diatas adalah lafadz umum yang ditaukidi (diperkuat), karena huruf min menurut ilmu Usul Al-Fiqh, sebelum isim nakirah dalam susunan negatif (nafi) adalah ketegasan yang jelas dalam bentuk yang umum yang tidak jelas didalamnya.
                Kemudian Asy-Syangqiti berpendapat; seandainya benar perkataan Al-Qurtubi bahwa lafadz umum meskipun di perkuat pencakupanya tetapi bukan nash (ketegasan) dan masih bisa di takhsis (dikhususkan).hal itu memang  kami akui hukum seperti itu dan disetujui (Ijma’)para ulama tetapi harus ada dalil yang bisa  mentakhsis yang umum itu baik sanad maupun matanya, ketika Nabi besapda: “Setelah seratus tahun tidak seorang pun tersisa dimuka bumiyang sama  dengan orang-orang yang ada sekarang“
Ibarat diatas bumi, tidak mencakup Isa yang ada dilangit.
                Sedang perkataan Al-Qurtubi, demikian juga tidak mencakup Khidir tetapi tidak bisa dilihat langsung oleh manusia sehingga mereka merasakan kehadiranya satu sama lain, ada dua hal tentang perkataan ini yaitu: 
                1. paengakuan Khidir ada tetap tidak tampak bagi manusia seperti jin dan malaikat adalah pengakuan yang tidak berdasar, karena semua putra adam bisa melihat satu sama lain disebabkan persamaan sifat.
                2. kalau mimang Khidir tidak bisa dilihat manusia, lalu bagaimana Allah yang memberi tahu Nabi Muhammd saw bahwa Setelah seratus tahun tidak seorang pun jiwa tersisa dimuka bumi yang sama  dengan orang-orang yang ada sekarang, tahu denagan Khidir bahwa dia adalah jiwa ? Klau  Khidir adalah individu yang jarang sekali dan tidak tampak oleh mata dan sejenisnya tidak dituju dengan syumuli (pencakupan) maka pendapat yang tersahih dari dua pendapat adalah mencakup yang umum dan juga yang individu yang jarang sekali dan individu yang tidak dimaksud itu.Berbeda dengan pendapat yang lain yang menyatakan sebaliknya, tetapi contoh yang jarang itu hampir-hampir tidak ditemukan sama sekali, menurutnya.
                Masih menurut Asy-Syangqiti, pendapat yang lebih unggul yang ditetapkan dalam ilmu Usul Al-Fiqh adalah mencakupnya keumuman (lafadz ’Am ) dan mutlak pada bentuk yang jarang sekalipun, karena lafadz ’Am (bentuk yang umum) tetap ’am bentuk yang umum) sampai ada dalil yang bisa  mentakhsis,secara dzahir keumuman (lafadz ’Am ) dalam hadits diatas tidak ada dalil yang bisa  mentakhsis, justru pendapat yang sahih  masalah Khidir, ini masuk dalam keumuman (lafadz ’Am) firman Allah:
$tBur $uZù=yèy_ 9Ž|³t6Ï9 `ÏiB šÎ=ö6s% t$ù#ãø9$# ( û'ïÎ*sùr& ¨MÏiB ãNßgsù tbrà$Î#»sƒø:$# ÇÌÍÈ
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?  dan juga masuk dalam keumuman (lafadz ’Am) hadit diatas. : yaitu: “Setelah seratus tahun tidak seorang pun tersisa dimuka bumiyang sama  dengan orang-orang yang ada sekarang“ .
Masalah Dajjal,memang keluar dari keumuman (lafadz ’Am) firman Allah diatas karen sudah ditakhsis dengan hadits sahih. Qa’idah yang ditetapkam dalam ilmi Usul Al-Fiqh menurut jumhur ulaama dan pendapat yang sahih adalah mencakupnya keumuman (lafadz ’Am ) dan pada bentuk yang jarang sekalipun, karena lafadz ’Am (bentuk yang umum) tetap ’am (bentuk yang umum) sampai ada dalil yang bisa  mentakhsis, dan yang ditakhsis  itu saja  yang keluar dari keumuman itu, sedangkan keumuman (lafadz ’Am ) tetap pada pada posisinya dalam hal-hal yang lain.
Al-Imam Al-Alusi menjelaskan dalil2 dan ta;wi2  yang mengatakan Khidir masih hidup dan dalil2 dan ta;wi2  yang mengatakan dia sudah wafat, seraya menerangkan penolakanya atas dalil2 dan ta;wi2  tetrsbut, Yaitu perkataanya: Seandainya Khidir masih hidup dimasa nabi Muhamad saw maka dia akan meriwayatkan hadits-hadits dari beliau, Meskipun As-Suhruwardi dalam kitabnya As-Sirru Al-maktum menegaskan bahwa Khidir meriwayatkan hadits-hadits dari nabi Muhamad saw lebih dari 300 hadits  secara langsung dari beliau tetap, Menurut As-Susi; pernyataan tersebut ditolak oleh pendapat Muhaddisin (ahli hadits) yang mengatakan Khidir masih hidup, mereka bersepakat (ijma’) bahwa Khidir tidak meriwayatkan hadits-hadits dari nabi Muhamad saw, Seperti Penjelasan Al-Iraqi, hal ini juga berbeda denagan kalangan ahli tsawupyang mengatakan bahwa Khidir meriwayatkan hadits-hadits dari nabi Muhamad saw .
Mereka menjawab dari hadtis diatas yang diriwayatkan al-Bukhori, mengatakan bahwa Khidir selalu berada dilaut (diair) bukan didarat, pendapat ini juga terbantah bahwa baik sungai dan laut juga bisa disebut bumi, dan tidak diragukan lagi ketika lafadz bum disebutkan itu juga mencakup sesuatu yang ada dilaut, dan kalau ta’wil yang demikian bisa dibenarkan maka kebanyakan manusia juga bisa keluar dair keumuman hadtis diatas , dan bisa melemahkan keumuman ayat :
öqs9ur äÏ{#xsムª!$# }¨$¨Z9$# /ÏSÏJù=ÝàÎ/ $¨B x8ts? $pköŽn=tæ `ÏB 7p­/!#yŠ `Å3»s9ur öNèd㍽jzxsム#n<Î) 9@y_r& wK|¡B ( #sŒÎ*sù uä!%y` óOßgè=y_r& Ÿw šcrãÏø«tFó¡tƒ Zptã$y ( Ÿwur tbqãBÏø)tGó¡o ÇÏÊÈ
61.  Jikalau Allah menghukum manusia Karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila Telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
Ada juga yang mengatakan khidir ada diatas udara , pndapat ini tidak jauh beda dengan pendapat sebelumnya bagi orang yang berpikir.
Dan mereka ( yang mengatakan Khidir masih hidup) menjawab hadits diwaktu perang badar, nabi besapda; ya allah kalau engkau hancurkan sisa-sisa ummat ini engka, engkau tidak akan disembah dimuka bumi. Bahwasanya di madinah pada waktu itu banyak orang-orang muslim yang tidak ikut perang, argumentasi ini juga dibantah, bahwa cara mengartikan hadits itu sangat jauh, memang secara dlahirnya demikian tetapi mungkin juga arti hadits itu begini; ya allah kalau engkau hancurkan sisa-sisa ummat ini yang menjadi ujung tombak perjuangan islam,maka kaum kafir akan mengusai mereka selanjutnya engkau tidak akan disembah dimuka bumi. Walaupun demikian dalam hadits itu adalah jalan untuk mengatakan bahwa Khidir telah wafat
Dan mereka ( yang mengatakan Khidir masih hidup) menjawab alasan; seandainya Khidir masih hidup maka dia akan berperang bersama kaum muslimin, bahwa Ibnu Basykwalmeriwayatkan dai Abdullah ibn al-Mubarak, bahwa dai dalam peperangan dankudanya meninggal tiba2 datang seoarng yang tampan lalu orang itu menghidupkan kembali kudanya, Abdullah ibn al-Mubarak bertanya pada orang itu dia menjawab; aku adalah Khidlir.
Pendapat ini juga tertolak dengan hujah, hadirnya Khidlir bersama Abdullah ibn al-Mubarak apakah lebih penting dari hadirnya bersan Nabi diwaktu berkata pada Sa’ad “Irmi Sa’ad Fidaka Ummiwa Abi“  kalau mungkin Khidlir hadir tapi tidak bisa dilihat ini adalah argumentasi Sapsathah (tidak bisa diterima)
Dan mereka ( yang mengatakan Khidir masih hidup) menjawab dari pendapat seandainya dia hidup maka akan belajar pada Nabi saw. Mereka mengatakan bahwa Khidlir belajar pada Nabi saw tetapi dengan sembunyi-sembunyi karena dia diperintah demikian dengan hikmah ilahiyah. Pendapat ini juga tidak dapat diterima, karena seandainya demikian mka nabi akn menyebutnya walau sekali saja.
Dan mereka ( yang mengatakan Khidir masih hidup) menjawab dari ayat:

$uZù=yèy_$tBur 9Ž|³t6Ï9 `ÏiB šÎ=ö6s% t$ù#ãø9$# ( û'ïÎ*sùr& ¨MÏiB ãNßgsù tbrà$Î#»sƒø:$# ÇÌÍÈ
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?  
Bahwa yang dimaksud dengan Al-Khulda (kekal) adalah hidup abadi dan yang mengatakan Khidir masih hidup tidak demikian bahkan  mereka mengatakan dia akan membunuh     Dajjal lalu wafat dan yang  
mengatakan dia setelah Quran diangkat kelangit, dan ada yang  mengatakan dia wafat diahir zaman, pendapat ini juga disanggah bahwa Al-Khulda (kekal) menurut dahirnya ayat secara esisi dalah lamanya hidup bukan hidu abadi,menurut Ar-Raghib: setiap apapun yang awet rusaknya orang arab memberi sifat  Al-Khulda (kekal)
       Menurutku (penulis buku) seandainya Khidir masih hidup maka dia akan membantu umat islam untuk mengalahkan yahudu dan nasrani dan juga dia akan diperlihatkan oleh Allh sebagai tanda yang besar dari tanda-tnda ketuhanan dari satu sisi dan tanda kebenrab Al-Quran dan Nabi Muhammad dari sisi yang lain, tetapi hikmah yang dikehendaki Allah adalah wafatnya seluruh umat manusia maka dia berfirman ayat diatas. Jadi secara garis besar penyelewengan orang yang beranggapan Khidir masih hidup menurut Ibni Asakir ada pada tiga jihat atau sisi;
                Yang pertama; Kebodohan dengan dalil-dalil nakli, kebanyakan umat sekarang tidak mengerti hal itu dan tidak mengetahui yang sahih dan daif dan ini adalah kesalahan yang lumrah bagi ulama masa sekarang dari berbagai disiplin ilmu.
                Kedua ; ketidak telitian dan kelalaian bagi para pemuka umat mereka seakan-akan melihat seseorang kemudian lenyap, atau melihat sesuatu yang miripdengan karomah tetap bukan. Karena mendengar orang-orang berbicara  Khidir masih hidup maka dia juga berkata aku bertemu Khidir dan bisa jadi dia ketemu orang yang namanya Khidir lalu dia menyangka bahwa dia adalah Khidir kawan Nabi musa.dan bisa juga dia ketemu Syetan atau jin lalu berkata akulah Khidir memberi tahu bahwa kamu termasuk manusi salih.
                Ketiga; mencari sensasi atu kebanggaan ketika dia  berkata aku bertemu Khidir agar keberadaanya ditengah masyarakat dihormati dan dikenal baik kadang kadang mereka memakai pakaian yang compang camping agar dikatakan dia seorang pertapa sakti.
                Kesimpulanya wahai pembaca yang baik, teranglah bagi kita pendapat-pendapat tiap-tiap golongan dan pendapat yang benar dan sesuai dengan dalil-dalil nash adalah wafatnya Khidir selain dari pendapay ini adalh buatan dan bualan saja tidakada dalil yang pasti mendukungnya.
                Karen itu, menurut Al-Alisiy, ketahuilah bahwa hadits-hadits yang sahih dan dalil-dalil yang rajih menyimpulkan bahwa  Khidir telah wafat dan tidak ada jalan untuk keluar dari dahirnya  dalil-dalil tersebut hanyalah menjaga dahirnya cerita Wallahu ‚A’lam. Setelah meneliti dalil-dalil dua kelompok diatas dari kelemahan dan kelebihanya cobalah anda berpikir sejenak, aku melihat saman sekarang banyak orang menyebutkan bahwa orang yang tidak mengikutu jejak kaum supfi dianggap perbuatan munkar dan jelek aqidahnya, sedang argumen mereka tidak sesuai dengan dalili-dalili syari’ dan inilah pendapatku,
                maka jelas bagi kita bahwa pendapat yang mengatakan Khidir masi hiduo yang diutarakan sebagian ahli tafsir tidak benar adanya dan termasuk katgori AD-DAKHI FI AT-TAFASIR (keanehan dalam penafsiran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar